German Film Club
Rabu, 1 Maret 2017, 19.00 WIB
Ruang Aula, Kedai Kebun Forum
Jl. Tirtodipuran 3, Yogyakarta
Terbuka untuk umum & gratis
mempersembahkan
Titos Brille (Kacamata Tito)
Sutradara: Regina Schilling, 2014, dokumenter, 90 menit, bahasa Jerman dengan subtitle berbahasa Inggris
SINOPSIS
Adriana Altaras lahir tahun 1960 di Zagreb sebagai putri orangtua Yahudi dan kemudian membina karier di Jerman sebagai pemeran, sutradara, dan penulis. Kini ia ingin mengetahui asal-usulnya: Perjalanannya membawanya dari Berlin, lewat Gießen, ke Kroasia, Italia, dan kembali lagi. Road Movie ini mengamati riwayat keluarga yang terdampak oleh holocaust dan menelusurinya sampai ke zaman Perang Dunia II dan perlawanan kaum Partisan di Yugoslavia. Dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki makna di masa lalunya, Adriana Altaras mempertanyakan identitas dirinya sambil perjalanan yang terkadang memilukan namun juga selalu penuh humor.
“Ayah saya pahlawan“, Adriana Altaras bercerita. Pada Perang Dunia II ia berjuang bersama pasukan Partisan pimpinan Tito melawan kaum fasis. Ia sendiri lahir tahun 1960 di Zagreb sebagai putri orangtua Yahudi; belakangan ia membina karier di Jerman sebagai pemeran, sutradara, dan penulis; kini ia ingin menelusuri asal-usulnya. Semasa kecil, Adriana sempat ikut main dalam film Yugoslavia mengenai kaum Partisan. Ayahnya ahli radiologi yang sukses di Zagreb sekaligus mantan anggota militer terpandang dengan jabatan tinggi di Partai Komunis – sampai ia dihadapkan ke pengadilan karena kepemilikan pribadi atas sebuah alat rontgen.
Kisah keluarga ini selalu saja diwarnai oleh pelarian. Ibu Adriana dulu mencoba lari dari kaum Nazi, tetapi tertangkap dan ditawan di sebuah kamp di Pulau Rab – ia berhasil kabur. Setelah proses pengadilan, ayahnya meninggalkan tanah air mereka, lalu membangun karier baru sebagai ahli radiologi di Gießen. Adriana diselundupkan dari Kroasia ke Italia oleh bibinya ketika ia berusia tiga tahun, kemudian tinggal bersama saudaranya itu di tepi Danau Garda sampai ia, pada usia tujuh tahun, dimasukkan ke asrama Sekolah Waldorf di Jerman oleh orangtuanya. Dengan riwayat keluarga seperti ini, yang dilatarbelakangi secara turun-temurun tentu juga terdampak oleh holocaust, tentu sulit untuk menganggap suatu tempat tertentu sebagai kampung halaman. Karena itu Adriana kembali berkunjung ke tempat tinggalnya semasa kecil di Gießen, lalu ke Slovenia dan Kroasia. Ia berbicara dengan saudara dan kenalan lama, mempelajari arsip pengadilan, membuka album foto, memutar film amatir 8-mm lama milik keluarganya, dan bahkan menonton film Partisan di mana ia ikut bermain dulu.
Selama perjalanannya yang sekaligus merupakan suatu pencarian identitas, Adriana menemukan berbagai pertentangan dan konflik mengejutkan dalam riwayat keluarganya. Kepahlawanan ayahnya mungkin bukan seperti yang diceritakannya. Konon ia pernah ikut menentukan kemenangan dalam suatu pertempuran kaum Partisan karena ia membetulkan kacamata Tito – sebuah legenda, ternyata, karena pada masa itu Tito belum berkacamata. Perkawinan kedua orangtuanya pun mungkin tidak terlalu harmonis – ayahnya berselingkuh dengan perempuan lain, semuanya “perempuan berambut pirang yang membosankan”, seperti yang diketahui Adriana dari sejumlah foto. Mantan kepala negara Tito pun tidak terlepas dari kritik: Ia tidak berpikir panjang secara politik, tidak berjaga-jaga, sehingga negara Yugoslavia akhirnya terjerumus ke dalam perang saudara dan kehancuran.
TITOS BRILLE didasarkan atas buku berjudul sama karya Adriana Altaras. Berbekal kepercayaan protagonisnya dan materi arsip pribadi yang lengkap, pembuat film Regina Schilling berhasil membuat film dokumenter yang cermat dan meyakinkan, di mana masa kini dan masa lalu saling terjalin. Suatu kali Adriana menggambarkan sosok kenalan lama di Zagreb: “Dia mengalami overdosis masa lalu!“ Dari segi ini, film tersebut juga menceritakan kisah yang sangat berciri Eropa, bertutur tentang holocaust, tentang fasis medan perlawanan, tentang negara baru dan kehancurannya. Ini adalah sebuah riwayat keterkoyakan.
Biografi Sutradara
Regina Schilling lahir tahun 1962 di Köln. Ia kuliah ilmu sastra dan pedagogik, bekerja sebagai petugas pers dan, sejak 1997, sebagai jurnalis lepas. Untuk film dokumenternya GESCHLOSSENE GESELLSCHAFT – DER MISSBRAUCH AN DER ODENWALDSCHULE ia meraih Grimme-Preis pada tahun 2012.
Info lebih lanjut hubungi Uniph 0857-2580-9139