SINOPSIS
Sophie Scholl – Die letzten Tage (Sophie Scholl – Hari-hari Terakhir)
Sutradara: Marc Rothemund, 2005, 116 menit, Jerman dgn subtitle Indonesia
Cast: Julia Jentsch, Fabian Hinrichs, Florian Stetter, Gerald-Alexander Held
München, Februari 1943. Sophie Scholl, seorang mahasiswi kedokteran,kakaknya Hans, rekan seperjuangan mereka, Willi Graf dan Alexander Schmorell, bergabung membentuk kelompok “Die weiße Rose” yang menentang sistem Nazi dan perang. Mereka membuat selebaran-selebaran anti pemerintah. Sebagian dari selebaran itu dikirim melalui pos, sebagian lainnya disebar di kampus tempat mereka kuliah, Universitas München. Pada 18 Februari kakak-beradik Scholl memasuki pekarangan kampus dan menyebarkan selebaran mereka dengan cara membagi-bagikannya kepada mahasiswa lain. Ketika berada di lantai atas Sophie membiarkan setumpuk selebaran melayang ke ruang besar lantai bawah tepat di saat para mahasiswa keluar dari ruang kelas mereka dan mulai memenuhi ruang luas itu. Ketika kedua kakak beradik itu hendak meninggalkan gedung tersebut, mereka ditangkap oleh si penjaga gedung dan dibawa ke rektor; tak lama berselang Hans dan Sophie duduk dalam gedung tua Wittelsbach Palais, kantor pusat Gestapo, berhadap-hadapan dengan penginterogasi mereka. 


Robert Mohr, seorang interogator berpengalaman, mengancam Sophie dengan tuntutan penghianatan, mendukung musuh pemerintah dan memecah belah angkatan bersenjata. Dengan tenang, mantap dan pintar Sophie mencoba membantah semua tuduhan; dan ia hampir berhasil menyakinkan Mohr bahwa ia tidak bersalah. Bahkan surat pembebasannya pun sudah dikeluarkan. Tapi pada saat-saat terakhir datang berita melalui telpon yang merubah semuanya. Dipastikan bahwa indikasi keterlibatan Sophie terlalu banyak, mulai dari perangko yang ia beli dalam jumlah besar sampai mesin tik yang ia bawa-bawa dalam kereta. Dan pada saat sama Christoph Probst, salah satu anggota kelompok “Die Weiße Rose” ditangkap di Innsbruck. Bukti yang ditemukam makin memberatkan; dan ketika Sophie mendengar kakaknya telah mengaku, ia pun mengakui keterlibatannya dalam aksi-aksi penyebaran selebaran itu.
Pada 22 Februari Sophie, Hans dan Christoph diadili di pengadilan München di depan mahkamah rakyat dan ketuanya yang fanatik, Roland Freisler. Pengadilan itu hanya dihadiri orang-orang yang setia pada rezim Nazi. Pada akhir pengadilan itu Freisler mengumumkan hukuman mati – sebuah keputusan yang sudah ditetapkan jauh sebelum proses pengadilan dan dilaksanakan pada hari itu juga. Sophie, Hans dan Christoph tewas dihukum pancung, tetap yakin dengan cita-cita mereka. 


Film SOPHIE Film SOPHIE SCHOLL – DIE LETZTEN TAGE arahan Marc Rothemund adalah film ketiga setelah film DIE WEISSE ROSE yang disutradarai Michael Verhoevens dan film FÜNF LETZTE TAGE besutan Percy Adlons (keduanya produksi 1982) yang mengangkat figur Sophie, mahasiswi berusia 21 tahun, sebagai tokoh utama ceritanya. Perbedaan yang penting dengan dua film sebelumnya adalah bahwa sutradara Rothemund dan Breinersdorfer, penulis skenario, bisa menggunakan dokumen-dokumen yang belum tersedia pada tahun 80-an. Misalnya berita acara asli interogasi Gestapo yang selama berpuluh-puluh tahun berada dalam arsip Republik Demokratik Jerman dan baru setelah reunifikasi bisa diakses publik. Dokumen-dokumen ini menunjukkan perlawanan dan energi yang ditampilkan Sophie dalam menghadapi rentetan pertanyaan dan tuduhan para penginterogasinya.
Julia Jentsch dalam perannya sebagai Sophie dan sutradara mencoba menampilkan Sophie Scholl sebagai orang yang merayakan kehidupan, membumi dan bukan sebagai pahlawan yang berada di awang-awang, tak tergapai.