German Film Club
Rabu, 7 September 2016, 19.00 WIB
Ruang Aula, Kedai Kebun Forum
Jl. Tirtodipuran 3, Yogyakarta
Terbuka untuk umum & gratis
mempersembahkan
Scherbenpark (Taman Beling)
Sutradara: Bettina Blümner, 2011/12, feature film, 91 menit
Pemain: Jasna Fritzi Bauer, Ulrich Noethen, Max Hegewald, Vladimir Burlakov
SINOPSIS
Sascha gadis cerdas dan sama sekali bukan pemalu. Waktu masih anak-anak, ia melihat ibunya dibunuh oleh ayah tirinya, Vadim. Ketika sebuah artikel koran menyebut sang pelaku sebagai orang berperasaan halus dan penuh penyesalan, Sascha pun naik pitam. Dia pergi konfrontasi pemimpin redaksi koran itu. Tapi kejadian selanjutnya tidak sesuai perkiraannya.
Di Scherbenpark – sebuah lapangan penuh beling di tengah kompleks rumah susun yang kumuh dan muram di pinggir salah satu kota besar di Jerman – tiupan angin lebih menusuk daripada di tempat lain, dan saat hujan turun, orang lebih cepat basah kuyup. Budi pekerti dianggap sesuatu yang aneh dan yang mampu bertahan hanyalah orang berlidah tajam – itu juga dengan susah payah. Sascha memang galak, tidak kenal takut, dan sangat cerdas, tapi ia harus berjuang melawan trauma yang berat, sebab ibunya mati dibunuh.
Sascha tahu persis siapa pelakunya, karena ia terpaksa menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana ayah tirinya, Vadim E., mengarahkan pistol kepada ibunya, lalu menembak sampai magasinnya kosong.
Vadim E. kini mendekam di penjara, tapi itu tidak membuat Sascha terhibur. Saat ia seorang diri, ia menyumpahi ayah tirinya agar terserang sampar dan kolera, dan kalau ada yang lebih buruk lagi, itu juga sekalian. Suatu hari ia membaca artikel surat kabar lokal yang menggambarkan ayah tirinya sebagai orang yang sudah sadar dan menyesal, dan seketika kemarahannya meledak.
Volker Trebur (Ulrich Noethen), redaktur kepala surat kabar itu, menjadi sasaran kemarahan Sascha. Tetapi jelas sekali bahwa ia menyesalkan tulisan tersebut.
Ia mempersilakan Sascha meneleponnya kapan saja gadis itu tidak tahu harus berbuat apa – sekadar basa-basi yang diyakini takkan dianggap serius. Tetapi Sascha setiap hari menghadapi momen ketika ia tidak tahu harus berbuat apa.
Ia pun menagih janji Trebur dan sekonyong-konyong mendapati dirinya di lingkungan yang berbeda 180 derajat.
Aturan di dunia beradab sang redaktur sama sekali berbeda dari aturan yang berlaku di Scherbenpark. Sascha sebenarnya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan tempat yang nyaman itu, tapi ia tidak sudi lari dari kenyataan
Akhirnya Sascha sampai pada kesimpulan bahwa ia tidak bisa menjalani hidup di dua dunia, dan bahwa hanya ia sendiri yang bisa mengatur perjalanan untuk meraih cita-citanya, meskipun harus melewati jalan berliku-liku. Tapi seperti kata pepatah: Semakin sering salah jalan, semakin baik mengenal medan.
Kritik dan rekomendasi:
“(…) Yang membuat film ini istimewa adalah penyajian yang kaya faset dan secara bergantian menampilkan kekerasan radikal dan ketidakpedulian, humor cerdas, serta kearifan yang bersahaja namun mengena. Jasna Fritzi Bauer membawakan peran Sascha dengan begitu dahsyat, mantap, dan bernuansa, sehingga penonton langsung terpikat. Aktris muda ini benar-benar memukau. Setiap pandangannya pas, setiap intonasinya tepat. Keseluruhan penyajian tidak kalah mengesankan, dan selalu penuh kejutan dan pesona. Jarang ada film Jerman yang begitu menggebu dan kaya variasi.”
(Dari penjelasan juri dalam rangka pemberian predikat “sangat bernilai”)
Keterusterangan yang membuat tidak berdaya, bahasa yang lugas, dan dialog yang terasah.
(Abendzeitung, München)
“Jasna Fritzi Bauer tampil meyakinkan dalam Scherbenpark sebagai gadis 17 tahun yang geram dan bolak-balik antara kesuraman rumah susun dan kenyamanan lingkungan gedongan di tepi kota.”
(Missy Magazine)
Biografi sutradara:
Film bioskop pertamanya yang berdurasi panjang di tahun 2007 langsung menjadi sukses tidak terduga bagi Bettina Blümner: Film dokumenter PRINZESSINNENBAD yang autentik dan penuh empati meraih penghargaan “Dialogue en Perspective” pada Berlinale serta Hadiah Perfilman Jerman. Film tentang ketiga gadis berusia lima belas tahun Klara, Mina dan Tanutscha dari daerah Kreuzberg itu kini nyaris dikultuskan oleh penggemar fanatiknya. Sebelumnya, Blümner lebih banyak bergerak di genre film pendek: Semasa kuliah di Bauhaus-Universität, di Ludwigsburger Filmakademie Baden-Württemberg, dan Escuela Internacional de Cine y Televisión di Kuba ia sempat menghasilkan: FOREVER YOUNG (1999), SOMMERSONNE (2001), WASH AND GO (2003) dan DIE KETTE (2004). Pada tahun 2009, Bettina Blümner termasuk sutradara proyek dokumenter televisi 24 STUNDEN BERLIN – EIN TAG IM LEBEN, dan pada tahun 2010 ia membuat satu segmen 20 x Brandenburg, program dokumenter televisi berdurasi lima jam yang dinominasikan untuk meraih Grimme-Preis.