Kedai Kebun

Arts – Plants – Kitchen

Workshop HAPPENING KOTA KOMIK

Komik (tentang) hantu
Oleh Agung Kurniawan / Direktur Artistik KKF

Komik mendapatkan tempat penting dalam perkembangan seni di Yogyakarta belakangan ini. Setelah sempat boom di Bandung dan Jakarta dengan gaya marvelian dan manga, komik di Indonesia berlahan (sedang)  menemukan gayanya sendiri, lewat serangkaian percobaan-percobaan yang fatalistik di Yogya, tempat komik-komik superhero awal macam Gundala dan Godam di ciptakan. Gaya komik Yogya adalah gabungan dari absurditas dan realisme. Seperti perkawinan beda agama tapi sama jenis kelaminnya.

Tidak adanya basis ekonomi yang mendukung perkembangan seni komik di Yogya adalah penyebab dari karakter komik di atas. Komik menjadi lebih dekat dengan fine art. Menjadi liar dan menarik. Kita tidak menemukan tokoh berotot yang berdandan seperti seorang gay yang sedang horny (carok, misalnya) tapi seorang atau lebih tepatnya bentuk seperti orang, yang berlaku konyol dan mengada-ada. Komik adalah kegilaan terakhir yang mungkin dilakukan di seni rupa Yogya. Dalam kanvas dan lukisan-lukisan seniman Yogya nampak santun dan genit dalam seni komik seniman Yogya menampilkan sisi gelapnya.

Workshop komik dengan Gerald Gorridge adalah perjumpaan yang menarik. Sekelompok seniman yang sebagian besar adalah pembuat komik amatir dengan gayanya masing-masing bertemu dengan seorang komikus “aseli” nan profesional. Satu orang dengan tradisi komik ketat dengan sekelompok seniman yang intuitif. Sebelum bertemu Tuan Gorridge, para seniman telah berembuk dan bertemu hampir setiap minggu selama sebulan terakhir untuk menetukan apa yang  mereka akan gambar. Setelah berembug dengan tiga orang penulis cerdik, sekelompok seniman intuitif itu akhirnya mengangkat tema hantu. Secara kebetulan komik dari Tuan Gorridge yang dibuat di Hanoi juga mengangkat tema hantu “les Fantomes de Hanoi.” Pengalaman Tuan Gorridge bertemu hantu-hantu Hanoi adalah  pengalaman menarik yang dapat dibagikan.

Bagaimana mewujudkan hantu-hantu itu dalam komik? Itulah misteri yang harus dipecahkan oleh para peserta workshop bersama komikus handal dari Perancis.

Pengantar oleh Marie Le Sourd
Direktris, LIP/CCF Yogyakarta

Diundangnya komikus Gérald Gorridge oleh CCF Yogyakarta dan Bandung tidak hanya berhubungan erat dengan ketertarikannya pada Asia (terutama Cina dan Vietnam), tetapi juga dengan pendekatannya pada komik, yang diberikan sebagai undangan «  untuk mengeksplorasi hubungan yang subur antara perpindahan dan gambar : dari kronik perjalanan ke reportase ».

Komik dapat menjadi vektor penting bagi pertukaran budaya, seperti yang telah dialami oleh Asia-Europe Foundation atau workshop-workshop lain yang menggunakan komik sebagai sarana pendidikan dan perubahan sosial*.

Komik juga paling banyak disukai di perpustakaan pusat-pusat kebudayaan Prancis di seluruh dunia, seperti di perpustakaan LIP dengan Tintin, Astérix dan Titeuf yang jangan sampai terlewatkan dan yang adaptasi animasinya telah sukses difilmkan (contoh yang paling baru adalah Persepolis karya Marjane Satrapi).

Pameran gambar-gambar karya Gérald Gorridge yang diadakan tanggal 2-4 November 2008 di Galeri Kedai Kebun ini akan melatarbelakangi suatu workshop tentang kota dan komik, seputar tema tentang hantu (« nyata » atau metafora masalah-masalah di kota sekarang ini).

Idenya adalah juga untuk membuat kita memperhatikan proses yang membawa gambar-gambar dan teks-teks final komik itu ke suatu proses yang akan kita temui selanjutnya hingga tanggal 28 November 2008 dengan dilanjutkannya proyek tersebut oleh 12 penulis dan ilustrator muda Yogyakarta yang terlibat dalam petualangan komikus ini….

Dan akhirnya marilah kita sedikit bermimpi agar kunjungan Gérald Gorridge ke Indonesia ini suatu hari akan membuka jalan bagi seniman-seniman berbakat Yogyakarta ke Angoulême, kota Festival Komik Internasional di Prancis yang tidak boleh dilewatkan !**

Terima kasih pada Gérald Gorridge, Agung Kurniawan, Neni, Melda dari Kedai Kebun Forum dan para penulis dan seniman yang ikut terlibat : Pitra Ayu, Grace Samboh, Syafiatudina, Hendra Priyadhani, Erwan H Sutanto, Fransisco Panca, Yudha Sandy, Tatang, Prihatmoko Catur, Bambang « Toko », Maryanto & Hahan & Moki.

Terima kasih juga atas dukungan Groupe Accor untuk proyek komik ini: Grand Mercure Yogyakarta, Novotel dan Ibis Malioboro.

*ASEF : Asia-Europe Comic Project : www.asef.org http://www.comicsforchange.org
**  Festival International komik di Angoulême :  http://www.bdangouleme.com

Di Perpustakaan LIP/CCF Yogyakarta (Jalan Sagan 3) tersedia lebih dari 130 judul komik.

Profil Singkat Peserta Workshop Komik “HAPPENING KOTA KOMIK” LIP – KKF
November 2008

1.    Pitra
Saya masih bekerja di sebuah lembaga seni rupa dengan tugas mengorganisirkoleksi data yang berbasis internet.  Selain bekerja, saya mengerjakan apa yang dilakukan anak muda lain, terutama untuk urusan bersenang-senang. Dua hal yang   cukup intens saya geluti adalah: mengerjakan video digital kelas teri dan   mengomentari karya seni orang lain. Saya suka gambar bergerak, warna primer dan teks dengan kata penyusun yang bisa saya cari arti harafiahnya di Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2.    Grace
Grace Samboh adalah mahasiswa Pengajian Seni Rupa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah lulus dari Komunikasi Periklanan Institut Teknologi Komunikasi Periklanan, perempuan kelahiran Jakarta, 3 Desember 1983, ini gemar menuliskan kegiatan (dan acara) berkesenirupaan teman-temannya. Selain itu, ia sedang berusaha mewujudkan cita-citanya membuat sebuah majalah gratis untuk anak-anak dengan distribusi nasional.

3.    Dina
Hal yang sedang dikerjakan saat ini adalah berkuliah dan terus berusaha untuk tidak bolos. Ini berkaitan dengan status saya sebagai full time student. Sebagai mahasiswa yang sok aktif, karya saya pun tidak banyak. Palingan karya saya adalah beberapa tulisan di blog. Saya merasa, media berkarya yang paling cocok untuk saya adalah tulisan, karena saya bisa menulis. Kalau saya bisa membaca not balok, pasti saya akan memilih media lagu.

4.    Blankon
Saya adalah pemuda enerjik 27 tahun yang sedang asyik ber-seni rupa ria, MC art, penyanyi sebuah group band audio metal fashion Sangkakala. Dalam berkarya saya memakai teknik various print dan mix media, karena teknik dan media ini yang menurut saya representative, untuk kemasan pop art dalam karya saya. Yang menarik dari karya saya yaitu adanya  beberapa anggapan yang mempermasalahkan tentang media dan teknik yang saya pakai dan mungkin itu membuat saya semakin penasaran dengan print.

5.    Iwank
saya Erwan Hersi Susanto, akrab dipanggil Iwank. kegiatan yang sering saya lakukan adalah mengomik. Ada event gak ada event tetap ngomik. Karena dengan mengomik semua menjadi sempurna. Cerita yang saya buat gak jauh dari pengalaman hidup dan lingkungan sekitar. Ada aktifitas diluar ngomik seperti mural, wall painting, performer, mengamen, karikatur, ilustrator freelance, melukis, bermusik… Kornchonk chaos dan nightlover adalah group band yang saya tekuni.(mosok seni rupa ra band-band an) saat ini melukis, ternyata melukis juga menyenangkan, apalagi kalau laku…

6.    Tatang
Saya sedang mengerjakan TA (tugas akhir) kuliah di Institut Seni Indonesia Yogyakarta, tetapi akhir-akhir ini mulai jenuh, karena males aja. Masih melukis tapi jenuh juga, menurutku berkesenian tidak hanya melukis saja, lebih suka maen sepakbola, dan nonton liverpol. suka graffiti karena di jalan saya merasa bebas tidak tertendensi pada dosen untuk memberi nilai yang baik. Tugas kampus yang biasa, membuatku mencari media lain yang buatku lebih menantang dan gokil. Selain itu saya maen musik sebagai drummer, karena seni rupa tidak membuatku tenar seperti murry.

7.    Panca
Saya….sedang sibuk mengembangkan sayap meniti karir dan masa depan. Bikin komik berlabel kumengomik. Pertama dulu judulnya Sarkim..terus serial GuQ-NgwiQ edisi 1,2,3..hampir 4..Juga bikin T”art”-Shirt, labelnya AnjingBabi..Udah beredar di distro2 tuh, tapi distro2nya pada tutup jadi vakum dulu. Juga drawing dan grafis!! Menurutku media yang yahoy buat cerita ya Pokonya selama itu masi nggambar dan ben-benan itu udah pasti yahtoppz…
O iya..Mulai 1 tahun Terakhir……BIKIN MAKET Arsitek!

8.    Sandy
Media bercerita yang sesuai dengan pengalaman dan kesenanganku, adalah komik dan musik. Kesibukanku saat ini, di mulyakarya dan horny loundry, band yang memainkan grunge. Hal ini mempengaruhi selera visual saya. Seperti suasana musik grunge yang lembut, tiba-tiba  menjadi teriakan noise yang kasar dan pedas. Oleh sebab itu saya suka lukisan Rudy Wuryoko dan YE Agung. Juga Andy Warhol, Ugo Untoro dan paper wrestling-nya Tomohiro Yasui. Obsesi saya bersama mulyakarya adalah memiliki gallery dan majalah khusus komik dan karya alternatif.

9.    Pingki
Sampai saat ini, yang saya lakukan hanya ‘mengejar ketertinggalan karena sudah mengambil jalan memutar’. Mengasah teknik, menggali wawasan, mengumpulkan apa saja yang (setahu saya) dibutuhkan untuk menjadi seorang seniman. Komik, media ekspresi pertama yang saya kenal, adalah tempat saya ber-’gojeg kere’ dan menjadi anak-anak, sedangkan lukisan adalah tempet saya berpikir tentang segala sesuatu secara lebih mendalam. Bagaimanapun juga, sementara ini pencarian saya adalah perpaduan harmonis keduanya.

10.    Moki
Saya akan mengadakan pameran “Open Studio” di Indonesian Visual Art Archive (IVAA) Yogyakarta yang berlangsung pada tanggal 4 – 10 November 2008 nanti. Di situ saya akan melakukan proses berkesenian dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di IVAA. Saya suka menjadi seniman, menurut saya itu seperti guru, dia memberi pengertian, pelajaran tapi dengan bentuk karya seni. Media yang paling menarik untuk bercerita adalah melalui karya seni, karena “seni” adalah bahasa yang fleksibel untuk bercerita.

11.    Maryanto
Maryanto baru menyelesaikan proyek grafik novel berjudul “Rawalelatu”, yang dipamerkan di KKF Oktober 2008 lalu. Ia mengangkat tema kehidupan sebuah tempat imaginer, Rawalelatu, yang penuh dengan permasalahan modernitas, kekuasaan, dan kemanusiaan. Caranya dengan menggambarkan figure binatang sebagai tokohnya. Ketertarikannya pada grafik novel karena menurutnya dia bisa menyampaikan ide, pendapat, dan gagasan secara langsung kepada publik. Media kertas dan tinta sangat cocok untuknya, simple dan lugas. Kurang lebih 10 tahun ia menggeluti printmaking dan sering memberi workshop untuk anak-anak, pelajar, dan seniman.

12.    Bambang Toko
saya sedang mengerjakan beberapa proyek seni baik yang berskala lokal maupun internasional, saya bertindak  sebagai seniman, kurator dan organizer. Pekerjaan yang sedang lucu-lucunya, yang saya tekuni saat ini adalah sebagai turis, seniman payu, dan  memelihara banyak anak di sana-sini, mengapa? karena oh karena merusakkan pikiran..huahahahaha (kata Bang Rhoma, red.) Media berkarya yang paling dapat merepresentasikan ide saya adalah berdagang dan berkaraoke tentunya dengan ditemani berbotol-botol miras, mengapa? Karena eh karena itu Rhoma Irama ityu haram..

About Author