Kedai Kebun

Arts – Plants – Kitchen

“Srimulat Seni Rupa; Malaikat dan Anak Laki-laki Berjari Satu”, Pameran Komik dan Obyek oleh Malaikat

Srimulat Seni Rupa; Malaikat dan Anak Laki-laki Berjari Satu
Pameran Seni Rupa oleh Malaikat
(Surabaya, Indonesia)
(Pengantar Pameran oleh Agung Kurniawan)

Pembukaan
Rabu, 27 April 2011, jam 16:00WIB
Di Ruang Pamer KKF

Pameran Berlangsung sampai dengan 20 Mei 2011
Buka setiap hari, dari jam 11:00 – 21:00 WIB
(Kecuali Selasa, KKF libur)

Tidak semua orang dikaruniai kemampuan untuk membuat lelucon yang benar-benar lucu. Zaman sekarang apalagi, ketika humor tidak melulu diartikan sebagai sebuah tindakan atau perkataan yang dirancang untuk membuat seseorang tertawa, tetapi juga mencakup perilaku sadar yang tidak dirancang untuk membuat orang tertawa, akan tetapi oleh karena logika terbalik dengan nalar umum, kemudian dianggap sebagai lelucon. Sehingga humor yang dulu nyaris selalu diasosiasikan kepada pelawak profesional, pelan-pelan pindah kea rah para politisi; Roy Ruryo atau Marzuki Alie misalnya. Oleh karena para politisi dianggap menerapkan praktik komedi yang kedua. Humor bukan menjadi perkara istimewa lagi. Dia dilakukan setiap orang bahkan tanpa sadar.

Malaikat seorang seniman berasal dari Surabaya, mencoba menggunakan tema humor sebagai tema utama karyanya. Tentu dalam ranah seni visual humor bukan hal baru, akan tetapi dia menggunakannya secara ekstrem. Malaikat menggunakan media komik, obyek dan “instalasi” untuk mengungkapkan gagasan humornya. Semua bersifat naratif.

Karya utamanya adalah komik. Komik-komiknya dibuat dengan visualisasi yang sangat mentah. Skillnya kasar dan itu menghasilkan gaya visual khas seperti para pelukis “seni rendah”; pelukis bak truk atau slebor becak. Gaya itu dalam karyanya sudah menjadi lucu dengan sendirinya, tanpa harus jlimet mencermati logika narasi komedinya. Kesan humor akan semakin kuat ketika melihat karya komiknya secara utuh. Narasi dalam karya komik Malaikat sesungguhnya mampu berdiri sendiri, akan tetapi ketika dibaca terpisah dia jadi humor yang garing. Seperti kalimat-kalimat dalam akte notaris. Gambar-gambar kemudian melengkapi membuat humornya menjadi lengkap. Gabungan gambar dan teks membuat orang tertawa terbahak-bahak, atau setidaknya tersenyum kecut.

Karya lainnya berupa obyek, yang merupakan ilustrasi dari tokoh-tokoh dalam komiknya, misalnya orang berjari satu. Sebagai ilustrasi obyek ini bersifat pelengkap dan tidak mampu berdiri sendiri. Dia terikat pada komik laki-laki berjari satunya. Kita bisa menganggap obyek-obyek yang dibuat olehnya semacam action figur dari komik-komiknya. Semacam komik Batman yang dijual dengan bonus boneka Batman. Malaikat sedang menjalankan fungsi “industrialisasi” komik. Dengan gaya wagu itu tentunya. Kalau anda tidak suka dengan komiknya, bisa jadi anda akan suka dengan obyeknya.

Karya-karya Malaikat adalah srimulat versi seni rupa. Melihat dan menikmati karyanya seperti sedang menonton pentas lawak Jawa Timuran di teve. Terlebih narasi dalam komiknya yang kasar, porno, dan penuh “kekerasan”. Kita melihat sisi brutal dari komedi setelah diolah Malaikat. Karya Malaikat mengingatkan sisi subversib dari humor. Sisi yang sekarang mulai berkurang karena komedi/humor hanya hidup di media televisi dan media mapan yang dimiliki pemerintah dan pemodal. Seperti selayaknya sebuah institusi bisnis maka dia dipenuhi tabu dan sensor, pun untuk sebuah komedi. Humor kasar ini sesungguhnya menyegarkan. Kita seolah memperoleh outlet untuk menyuarakan sisi kasar dari diri yang tereduksi oleh tabu sosial. Malaikat menolong kita untuk menertawakan ustad dan romo, gay dan kaum puritan hal yang tidak mungkin kita lakukan sehari hari. (Agung Kurniawan)

MALAIKAT  Komikus Surabaya
NGGAMBAR SENDIRI – NGOMONG SENDIRI … WKWKWKW… LUCU DEEHH
RESENSI KOMIK TOLOL oleh Yustina Neni (penggemar komik tolol dan cerita berdarah-darah)

Bersiap-siaplah tertawa terkikik-kikik di ruang pamer Kedai Kebun Forum (KKF) pada 27 April s.d 20 Mei 2011. Malaikat komikus asal Surabaya akan memamerkan dan menjual kumpulan komiknya. Entah dari mana asalnya, ide komiknya muncul mengalir deras tak terbendung. Humornya sepele, tolol, menjijikan, kadang-kadang kejam dan berbahaya. Kali ini saya meresensi kumpulan komik Malaikat berjudul “nina bobo black book”. Bimbingan orang tua sangat diperlukan jika anak-anak secara tidak sengaja menemukan komik ini. Bimbingan teman juga dibutuhkan untuk pembaca dengan selera humor di bawah rata-rata atau imajinasi sedang terganggu.

Sebagai sebuah barang dagangan, kumpulan komik ini sangat jauh dari citra menarik dan resik dibanding komik-komik terbitan elex media. Daripada baca koran bikin marah, komik Malaikat sangat cocok untuk orang-orang yang membutuhkan waktu lama untuk buang hajat. Kemungkinan ada 2, satu, buang hajat jadi lancar karena hati riang, dua, tai muncrat kemana-mana karena tertawa terpingkal-pingkal hingga kontrol brutu tak terkendali.

Komik ini juga cocok sebagai bekal perjalanan petualang-petualang kesepian atau pendekar-pendekar cinta yang sedang patah hati. Membaca komik ini, membuat dunia seakan merdeka tanpa rayuan dan ratapan begajul gagah yang takluk hanya oleh satu kibasan rambut perempuan. Ini komik laki-laki bung! (menurut saya yang tulen seorang perempuan). Saya kasih bocoran 4 kisah, sisanya datang ke KKF saja lalu beli komiknya.

Kisah Udin dan Rambo
Udin dan Rambo adalah 2 ekor kucing. Mereka sedang mengincar makhluk aneh, seperti tikus tapi lebih besar. Mereka membayangkan makan malam bersama. Lalu diterkamlah makhluk aneh itu yang ternyata seekor landak. Udin langsung mati tertusuk jantungnya, sedang Rambo sempat hidup sejenak, tapi mati juga karena badannya bocor sana-sini. Sontak tikus-tikus merasa kagum dengan si landak dan menganggapnya pahlawan. Tikus-tikus remaja memanggilnya kakak dan tikus-tikus kecil memanggilkan paman.

I am Out of This Fucking Bussines
Di suatu tempat ada berderet-deret pedagang bakso tapi hanya satu yang laris, sangat, amat sangat laris. Pedagang yang lain iri, lalu mereka berembug bagaimana menghukum bakso laris itu. Suatu hari, muncul pemandangan aneh, tidak ada deretan pedagang bakso. Rupanya hasil rapat pedagang adalah membuat formasi lingkaran berlapis-lapis mengepung bakso laris itu. Akhirnya bakso laris itu bangkrut. Pedagangnya  membakar gerobaknya sendiri ditengah keramaian sambil telanjang.

Untung Aku Juara Lari
Aku juara lari 400 m tingkat propinsi. Medali emas dan perak berderet-deret di kamarku. Aku pernah mengalahkan pelari yang tingginya 2 meter. Suatu hari ada maling lari kencang sekali di kejar massa. Aku ikut mengejarnya. Tiba-tiba ada yang berteriak, “ malingnya ada 2 !!!”. Aku bingung, jadi aku lari makin cepat meninggalkan si maling. Lalu maling tertangkap dan digebuki sampai mati. Maling itu dibakar baunya seperti sate.

The Follower
Di tempat kami biasa nongkrong-nongkrong, tiba-tiba temanku datang membawa uang banyak sekali, lalu kami mengikutinya kemanapun dia pergi, bersenang-senang, makan-makan, dan minum-minum. Setelah uang habis kami bubar. Kemudian datang lagi teman yang lain, dia juga membawa uang banyak sekali. Kami mengikutinya berduyun-duyun lalu bersenang-senang lagi. Setelah uangnya habis kami bubar.

Kumis ini sebuah Karunia
Seorang remaja anggota band kecewa dan dendam karena pacarnya direbut oleh vokalis band lain yang berkumis tebal. Remaja itu lalu menggunakan segala macam minyak sehingga dia punya kumis lebih tebal dan besar, juga diseluruh badannya tumbuh bulu-bulu. Akhirnya pacarnya kembali padanya tetapi dia diusir dari kelompok bandnya karena penampilannya tidak cocok lagi dengan nama bandnya “Nekat Karena Tampan”.

Terima kasih Malaikat karena telah membuat kita tertawa. Semoga Tuhan tetap bisa membuatmu selalu lucu. Pameran komik dan obyek karya Malaikat akan dibuka pada Rabu, 27 April 2011, jam. 16.00 di Kedai Kebun Forum. Pameran akan berlangsung  sampai dengan 20 Mei 2011. Pameran ini terbuka untuk umum dan gratis. (Yustina Neni)

About Author