Kedai Kebun

Arts – Plants – Kitchen

Pemutaran Film “Im Winter ein Jahr (Dalam Musim Dingin Setahun)” – German Film Club, kerjasama KKF & Goethe Institut

Pemutaran Film “Im Winter ein Jahr (Dalam Musim Dingin Setahun)”
Kerjasama Kedai Kebun Forum (KKF) dengan Goethe Institut Jakarta

Rabu, 5 Desember 2012
Jam 19:00 WIB
Di Ruang Pertunjukan (Lt. 2) KKF
Terbuka untuk umum & GRATIS

SINOPSIS
Im Winter ein Jahr (Dalam Musim Dingin Setahun)
Sutradara: Caroline Link, 2008, 128 menit, Bahasa Jerman dengan subtitle Inggeris.
Cast: Karoline Herfurth, Josef Bierbichler, Corinna Harfouch, Hanns Zischler

Seorang arsitek perempuan, Eliane Richter, meminta seorang pelukis membuat gambar: Max Holländer seharusnya melukis sebuah gambar dari kedua anaknya. Lilli, anak perempuannya, sama sekali tidak setuju dengan ide ini, karena saudara laki-lakinya, Alexander, meninggal bunuh diri, dan lukisan ganda sepertinya hanya sebuah ilusi yang dekoratif saja. Pekerjaan pada lukisan itu merubah semuanya, yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan itu.

“Seperti dalam seluruh film-film saya, kali inipun kembali berhubungan dengan tema keluarga“, jelas sutradara Caroline Link. „Intinya adalah sebuah konstelasi figur di luar keluarga, di sana ada si pelukis dan hubungan yang penuh kepercayaan kepada sang gadis.“ Titik awalnya adalah peristiwa bunuh diri sang pemuda; keluarga yang ditinggalkan mencoba menyelesaikan traumanya dengan cara yang sangat berbeda-beda. Tentunya di situ lah rencana tersebut, membiarkan seorang pelukis melukis mendiang Alex dan saudara perempuannya yang masih hidup, juga sebuah percobaan, keduanya tidak hanya secara visual sekali lagi disatukan, melainkan mereka seolah-olah diabadikan – jadi mengabaikan sang mendiang dengan cara yang sangat irasional. Penanggulangannya didelegasikan kepada seorang seniman, dan dia melakukan tugasnya cukup serius untuk meneliti tentang sangkut-paut dan penyebab-penyebabnya dari sisi dia, meskipun dia dibekali secara mencukupi dengan material optis (foto dan video). Tanpa menyelami „kasus“ lebih dalam lagi, mungkin cukup hanya memperbesar dan merakit foto saja. Max Holländer harus mengerjakannya sedemikian rupa, sehingga keluarga tersebut tidak memiliki keberanian ataupun ketabahan. Tapi dia juga tidak dapat memecahkan masalah dan tidak dapat menjelaskan kematian ini – paling tidak, dia tidak memuaskan si pemberi tugas.

Namun film ini menawarkan serangkaian jawaban, yang tentu saja masih banyak pertanyaan-pertanyaan terbuka yang tak terjawab. Itu berlaku untuk memperhatikan rinci dan mimik-mimik kecil. Sekali waktu Lilli memegang tangan ayahnya, sebuah tanda yang lemah-lembut dan ungkapan mencari kedekatan. Sang ayah bereaksi terhadap hal tersebut dengan pertanyaan: „Kamu butuh uang?“ Bahwa dalam kisahnya Lilli selalu percaya melihat saudara lelakinya, hal itu menunjukkan, bagaimana obsesifnya ia menyibukan diri dengan rasa kehilangannya. Meskipun mapan secara material, orangtuanya kesepian tanpa harapan; mereka hanya belum tahu itu. Begitu juga si pelukis yang sukses itu punya pernikahan yang gagal; tanpa hasil dia mencoba untuk mencari tahu, apakah kemungkinannya dia banci dan menampiknya tanpa harapan, ketika dia memberikan putranya salah satu dari lukisannya sebagai hadiah ulang tahun. Dia tetap menghibur, apa yang sudah Bert Brecht formulasikan: Cara termudah dari eksistensi adalah di dalam seni.

About Author