Kedai Kebun

Arts – Plants – Kitchen

Pementasan “Reading Centhini: Suluk Tambangraras” –Agnes Christina

poster-slk-tbrrs-kkf_rz_600Pementasan Teater:
“Reading Centhini: Suluk Tambangraras”

Jumat dan Sabtu, 6 dan 7 Maret 2015
Pintu ditutup pukul 20.00
Di Ruang Pertunjukan (lt.2) KKF
HTM 20.000
Untuk reservasi, hubungi:
– Agnes (agneschristina87@gmail.com/08988117694)
– Uniph (kkforum@indosat.net.id /085725809139)

SINOPSIS

READING CENTHINI: SULUK TAMBANGRARAS

Serat Centhini, sebuah karya sastra Jawa yang termegah, namun sayangnya jarang dibaca orang, dan jika dibaca pun melulu diasosiasikan dengan petualangan seksual, yang kemudian membuat buku ini disebut sebagai Kamasutra Jawa.
Dalam pertunjukan ini, Agnes tidak memberi interpretasi terhadap Serat Centhini; interpretasi diserahkan kembali kepada penonton.
Agnes membaca Serat Centhini dan mengajak penonton untuk ikut membaca Serat Centhini lewat pertunjukan ini, lewat keseharian yang kita alami, lewat orang-orang di sekitar kita dan yang terpenting tapi sering kita lupakan, sambil bercermin kepada hidup kita sendiri.

Perjalanan Agnes dalam membaca Serat Centhini dimulai dari pencarian secara fisik. Kemudian perjalanan ini menjadi kian mendalam: membaca setiap karakter, membaca kondisi psikologis setiap karakter. Perjalanan terus berlanjut untuk memetakan posisi Serat Centhini dalam kehidupan manusia; peran buku ini sebagai ensiklopedia hidup, sebagai pendamping hidup manusia dan sebagai pengorbanan. Lalu kita kembali kepada tujuan penulisan buku ini sendiri. Setiap buku ditulis dengan tujuan tertentu, entah tujuan personal si penulis, atau tujuan untuk pembaca.
Perjalanan hidup dipetakan dengan sangat rinci di Serat Centhini, dan sepertinya, perjalanan itu masih belum berhenti sampai sekarang.
Pada akhirnya, sebuah buku hanyalah serangkaian kalimat yang disusun menjadi cerita jika kita tidak membacanya sambil mereflesikan kembali hidup kita dan mempraktekkan isi dari buku ini.
Dalam kolaborasi dengan Popok Tri Wahyudi dan Lintang Radittya ini, Reading Centhini dipersembahkan dalam sebuah pertunjukan yang adalah perkawinan dari performance lecture dan teater instalasi, diiringi dengan musik dangdut.

Tentang Reading Centhini series:
Perjalanan Agnes Christina dengan Centhini dimulai beberapa tahun lalu, dan akhirnya dapat direalisasikan dengan program Directors’ Lab dari The Substation home of the Arts dan National Arts Council Singapore yang memberikan peluang untuk penelitian selama 18 bulan dan mementaskan hasil penelitian tersebut. Program ini dimulai pada bulan April 2013 sampai Oktober 2014.
Dalam penelitian ini, Agnes mendapat kesempatan untuk dibimbing beberapa mentor, yaitu Badan Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta, Suprapto Suryodarmo (Padepokan Lemah Putih) dan Chong Tze Chien (penulis naskah terbaik Singapura  Life! Theatre Awards 2011).
Sejak 2013, Agnes telah mementaskan petikan pendek dari serat Centhini dalam Reading Centhini series di beberapa lokasi di pulau jawa. Proses Reading Centhini dapat dilihat di laman http://readingcenthini.wordpress.com

About Author