Kedai Kebun

Arts – Plants – Kitchen

Pameran Foto STUDI KOTA ’09, oleh Dwi Setianto, KKF, Berlangsung dari 4 – 25 Maret 2009

Pulang

Dwi Setianto adalah teman lama di kampus Institut Seni Indonesia (ISI), tempat kami bersekolah. Seorang pelukis yang banyak membuat karya dengan wujud yang “kumuh” dan seadanya dan tertarik pada benda-benda temuan yang tak terpikirkan sebagai sebuah objek seni; kursi rusak, senar, kayu patah dan lain sebagainya. Sejak 1996 dia bermigrasi ke Finlandia, salah satu negara dengan musim dingin terlama di dunia. Tinggal di Helsinki ibu kota finlandia, dan mencoba bertahan hidup sebagai seniman.

Dalam pameran ini Dwi akan menampilkan karya-karya fotografinya. Fotografi media yang tidak popular di ranah seni rupa Indonesia sekarang ini, menjadi pilihan bagi Dwi. Bisa jadi dengan foto mobilitasnya sebagai seorang seniman perantau terwakili. Foto merekam apa yang telah dia lihat. Bagi saya seorang fotografer adalah seorang yang romantik, seperti para pelukis romantik di tahun awal abad ke dua puluh; segerombolan orang yang takut akan kehilangan. Kehilangan sesuatu yang mereka sukai, dan untuk itulah mereka cenderung merekam apa yang telah mereka lalui dan rasakan. Untuk tidak lagi kehilangan untuk ke dua kalinya.

Kamera juga memberi kemungkinan seseorang melihat secara berbeda; segala sesuatu bisa dilihat dan diabadikan secara berbeda. Benda kecil jika direkam dalam sudut tertentu akan memberi kesan megah demikian juga sebaliknya.  Jika pelukis adalah seorang pencipta, fotografer adalah seorang perangkai benda-benda. Benda-benda yang dipertautkan dalam jebak cahaya. Dan dari sana muncul narasi baru yang bisa jadi tidak berkait dengan benda-benda itu sendiri.

Kemungkinan-kemungkinan inilah yang dieksplorasi oleh Dwi.

Dwi banyak memotret dan melukis rumah. Kenapa? Rumah adalah persoalan besar bagi seorang perantau. Ketika dia pergi meninggalkan rumahnya, sebenarnya dia juga membawa rumahnya di kantung hatinya. Karya dengan tema rumah itu adalah manifestasi dari kerinduan akan pulang. Akan tetapi pulang adalah juga persoalan bagi seorang perantau; pulang ke mana?

Saya kira sebagai perantau Dwi tak akan pernah pulang. Dia berkelana bagai ksatria durjana di komik silat Indonesia di tahun 70-an. Dengan menenteng pedang berwujud kamera, dia akan memotret semua yang dia lihat dan merekamnya dalam kotak penjebak cahaya alias kamera. Dia akan terus merekam sampai rasa rindu rumahnya yang tak pernah hilang itu terlupakan. Sampai entah kapan. (Agung Kurniawan Direktur Artistik KKF)

rz-act-7.JPGrz-dewahutan.JPGrz-bunga3.JPGrz-freepalestina-3003.JPG

Studi`09kaupunki_kota

Karyaku adalah semacam perjalanan penelitian<pengamatan> kejadian-kejadian dan ketidak ter-dugaan yang tersimpan didalam ingatanku, dan juga pengamatan pengalaman-pengalaman yang muncul dalam proses penciptaan. Pada saat sekarang objek pengamatan saya adalah kota dan lingkungan sekitarnya, ”landscapesnya”, bangunannya, manusianya dan kejadian-kejadiannya. Kehidupan kota terus menerus berubah, objek pengamatan saya tidak ada habisnya, selalu ketemu hal-hal baru. Disisi lain terjadi pengulangan-pengulangan rutinitas, disisi lain lagi ada kejadian-kejadian yang tak terduga sama sekali. Karena itu aku mau mendokumentasikan lewat foto.

Dengan media tersebut aku bisa seiring dengan waktu dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarku. Aku bagian dari kejadian-kejadian, meskipun diwaktu yang sama aku juga di posisi sebagai penonton dan pengomentar.

Bagian dari kota adalah ”landscapes”, dan bagaimana itu terbangun. Dasarnya adalah arsitektur, tapi juga bagaimana manusia yang membuat itu menjadi miliknya. Bagaimana kota mencerminkan penghuninya dan perasaan seperti apa yang membuat mereka bereaksi. Kemungkinan-kemungkinan seperti apa mereka bisa mengekpresikan dirinya? Bagaimana membangun sebuah kota yang seperti itu yang membuat penduduknya krasan, tenang dan merasa nyaman?

Saya ingin sampai perjalanan penelitian itu lebih dekat/dalam, agar saya mampu memahami lingkungan sekitarku yang sekarang. Dengan mengamati manusian juga mengamati diri sendiri, dan hubunganku dengan lingkungan sekitar. Mencari kemandirian tetapi juga tempat/ruang.

About Author