Foto: Dok. KKF
Mohammad Hadid atau sering disebut M. Hadid adalah seorang penggiat komik dan aktivis seni. Proyek terakhirnya adalah menjadi kurator dari sebuah ajang literasi yang digagas Yustina Neni, direktur Kedai Kebun Forum, bertajuk Buku Andalan.
Ketika ditanya mengenai bagaimana dirinya melihat Buku Andalan, adalah bahwa acara ini penting untuk dilakukan guna memaknai ulang kata alternatif. Menurutnya, semua yang dilakukan sekarang semuanya sudah alternatif. Melalui ajang ini dia ingin membuat kata alternatif menjadi lebih luas cakupannya. Antara lain: alternatif wacana, cara produksi, maupun cara menjual.
Hadid juga menolak jika Buku Andalan dilihat sebagai lazimnya pameran buku yang hanya mengedepankan transaksi jual beli buku. Opininya, transaksi jual beli memang penting, namun bukan hanya itu yang ingin disasar dalam kegiatan ini. Transaksi jual beli juga mencakup bagaimana bentuk pengetahuan tertentu disampaikan dengan cara-cara yang spesifik dan khas. Jadi, transaksi yang dimaksud di sini juga mencakup pertukaran wacana, distribusi pengetahuan, maupun sejumlah upaya untuk membuka saluran ilmu baru, baik dalam kerangka ilmu sastra, visual, seni, politik, cara kerja perbukuan, dan sekuensial.
Pria yang menjadi koordinator diskusi seni pada perhelatan Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) 28 lalu ini menambahkan, bahwa Buku Andalan juga menawarkan beberapa isu, mulai dari pengalaman dan passion personal, estetika, komedi, satir, dan lain sebagainya.
M. Hadid lahir di Jakarta 24 April, menamatkan S1 Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan S2 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan disiplin kajian Ilmu Religi dan Budaya. Saat ini kegiatannya disibukkan dengan menjadi editor di KomiKultur, yang mempunyai misi menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang seni sekuensial, terutama komik dan berupaya membuat semua orang melek komik. Salah satu kegemaran Hadid adalah membahas komik dengan serius, baik dari segi estetika maupun tema-temanya. |Yumaya Mija|